Doyan Impor LPG, RI Kehilangan Dolar AS Rp63,5 T/Tahun

Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi tabung 3 kilogram (kg) di pangkalan resmi LPG 3 kg Pertamina di Kawasan Jakarta, Selasa (2/1/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menjabarkan menjabarkan kerugian negara akibat impor gas liquified petroleum gas (LPG). Devisa negara yang hilang mencapai Rp 63,5 triliun.

Bahlil menjelaskan mengatakan konsumsi gas LPG dalam negeri mencapai 8 juta ton per tahun. Kebutuhan itu kebanyakan disumbang dari impor.

“Industri LPG kita (Produksi) hanya 1,7 juta ton selebihnya kita impor. Jadi impor kita 6 – 7 juta ton,” kata Bahlil dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta, Senin (14/10/2024).

Mengutip paparannya mengenai data impor LPG tahun 2023 itu, produksi LPG nasional mencapai 1,98 juta metrik ton, sedangkan impor LPG nasional mencapai 6,9 juta ton.

Lebih lanjut paparan itu juga menunjukkan, devisa negara yang hilang karena impor LPG mencapai Rp 63,5 triliun dengan asumsi harga LPG US$ 580/ton dan kurs Rp 16.000/US$.

Bahlil mengatakan sehingga ke depan pemerintah berencana membangun industri gas supaya bisa melakukan konversi.

“Saya sudah hitung dengan SKK Migas dan Pertamina saya hitung ada 1,5 – 1,2 juta ton yang bisa kita lakukan,” kata Bahlil.

Selain itu pemerintah juga mau membangun jaringan gas ke rumah tangga. Melihat saat ini pembangunannya masih sangat minim. Di jawa Timur baru 6%, di Jawa Barat 4%, dan Jawa Tengah 2%.

Menurut eks Menteri Investasi ini, mengatakan sudah berkomunikasi dengan Menteri Keuangan untuk membangun pipa jaringan gas. Supaya masyarakat bisa membeli gas yang lebih murah.

“Jargas ini harus kita buat, kalau tidak nanti kita impor lagi, impor lagi, mati dengan impor kita. Saya kebetulan menganut mazhab kedaulatan harus bisa lakukan berdiri di kaki sendiri untuk mengelola SDA kita. itu mazhab saya,” katanya.

Bahlil juga mengatakan biaya subsidi pemerintah untuk LPG mencapai Rp 60 – 80 triliun per tahun. Itu merupakan biaya yang dikeluarkan pemerintah supaya bisa memberikan harga gas yang murah.

“itu subsidi kita karena sejak 2006 – 2007 harga gas itu gak pernah dinaikan. harga gas sekarang per kilo Rp 18.000, tapi kita rakyat beli tidak lebih dari Rp 6.000- Rp 5.700 (per kilogram), kalau nambah nambah dikit itu ada gerakan tambahan lah,” paparnya.

https://wikimodia.online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*