
Komisi VII DPR RI menyebut perlunya menjaga standar ekosistem pariwisata untuk memastikan keberlanjutan sektor tersebut.
“Perlu memastikan standar ditinggikan terutama standar ekosistem terjaga untuk meningkatkan keberlanjutan bukan hanya dari sisi bisnis tapi juga lingkungan,” kata Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini dunia pariwisata sudah berpindah, bukan hanya wisata biasa tetapi yang saat ini banyak diminati adalah wisata budaya dan alam.
“Wisata budaya, alam meningkat luar biasa dengan kesadaran lingkungan yang tinggi,” katanya.
Oleh karena itu, ia berharap ada atau tidaknya UU Kepariwisataan seharusnya mampu meningkatkan daya sadar masyarakat.
“Dengan adanya wisatawan nasional maupun mancanegara kan pendapatan yang masuk, efek berganda besar. Dalam hal ini masyarakat harus melakukan bagiannya untuk memastikan daerahnya bersih, mereka juga harus upskilling, reskilling untuk bisa menyerap hal tersebut,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengapresiasi perkembangan pariwisata di Solo Raya yang dinilai sangat luar biasa.
“Kekayaan budaya, peninggalan sejarah ini jadi kekuatan. Apalagi kuliner Surakarta sangat terkenal. Ini semua jadi daya tarik wisata. PAD dari hotel, hiburan (di Solo) meningkat signifikan dari Rp66 miliar jadi Rp157 miliar dalam hitungan 3-4 tahun, ini jadi salah satu cara meningkatkan pendapatan daerah,” katanya.
Terkait hal itu, Wali Kota Surakarta Respati Ardi mengatakan, saat ini seluruh OPD di Pemkot Surakarta bergotong-royong dan mengajak swasta untuk mempromosikan pariwisata.
“Jadi market sudah berubah. Yang dulu MICE, sekarang orang mencari pengalaman di tempat wisata, pengalaman makan,” katanya.
Di sektor tersebut, pihaknya juga sedang menyusun medical tourism yang potensial digarap.
“Orang berobat di dokter Terawan itu ternyata enam hari, di Ortopedi walaupun ada di Sukoharjo tapi juga lama, itu kami sampaikan juga. Kalau ada kawasan ekonomi khusus pariwisata tentunya akan ada subsidi pelaku usaha pariwisata, hotel, resto dan wisatawan yang masuk. Jadi mereka akan lebih bergairah mempromosikan,” katanya.
Ia mengatakan, promosi pariwisata tidak dapat dilakukan oleh Pemkot Surakarta sendirian tetapi memerlukan dukungan dari pelaku pariwisata.
“Justru usaha yang sedang berkembang yang akan membantu promosi, Pemkot hanya fasilitator, yang bisa menarik orang ke Solo ya tempat wisata, pasar. Seperti saat ini Mangkunegaran dan Kasunanan masih jadi favorit. Kita dorong terus untuk bisa pengembangan di situ agar anggaran tidak ke mana-mana,” katanya.