
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat 11 kali gempa susulan setelah gempa utama bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah pada Kamis malam.
“Hingga pukul 20.40 WIB (21.40 Wita) telah tercatat 11 gempa susulan dengan kekuatan terbesar 5,5 magnitudo dan terkecil 2,4 magnitudo,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta, Kamis.
Episenter gempa terletak di darat wilayah Poso pada kedalaman 10 kilometer, dengan koordinat 2,01 derajat Lintang Selatan dan 120,78 derajat Bujur Timur.
Berdasarkan analisis mekanisme sumber, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu aktivitas sesar aktif di zona Sesar Poso.
“Pergerakan gempa menunjukkan mekanisme geser atau strike-slip,” ujar Daryono.
Guncangan gempa dirasakan di sejumlah wilayah dengan intensitas berbeda. Di Poso, Kolonodale, dan Mangkutana getaran mencapai skala intensitas IV–V MMI atau dirasakan oleh hampir semua penduduk.
Sementara di Palopo, Toraja, Mappadeceng, dan Bungku mencapai intensitas III–IV MMI. Di Palu, gempa terasa ringan dengan intensitas II–III MMI.
Berdasarkan laporan sementara yang diterima BMKG, rentetan aktivitas gempa ini memicu kerusakan pada bagian dinding dan atap rumah warga, dan cukup membuat barang-barang yang tersusun di rak toko swalayan berjatuhan.
Meski demikian BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, juga mengikuti panduan lanjutan dari tim badan penanggulangan bencana daerah.