1,3 juta ton beras SPHP sampai Desember 2025 untuk kendalikan harga

1,3 juta ton beras SPHP sampai Desember 2025 untuk kendalikan harga

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 1,3 juta ton, untuk operasi dari Juli sampai akhir Desember 2025, sebagai upaya mengendalikan dan stabilisasi harga pangan nasional.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan program SPHP merupakan kelanjutan dari arahan pemerintah sebelumnya ini, guna menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan bagi masyarakat luas.

“Beras SPHP, yang dikemas dalam kantong berwarna kuning-hijau, ini merupakan bagian dari strategi pengendalian harga pangan secara nasional. SPHP berlaku di seluruh Indonesia,” ujar Arief di Markas Kodam III Siliwangi Bandung, Kamis.

Di lokasi yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menjelaskan hadirnya beras SPHP termasuk lewat gerakan pangan murah dan operasi pasar, untuk mengintervensi harga di pasaran.

Mengingat, kata Ahmad, saat ini harga beras di pasar tradisional mengalami kenaikan signifikan, di mana dari hasil pemantauan di sejumlah pasar, harga beras paling murah tercatat Rp15.000 per kilogram.

“Sementara itu, beras SPHP yang kami gelar harganya Rp12.500 per kilogram. Artinya, masyarakat bisa menghemat hingga Rp2.500 per kilogram. Melalui intervensi ini kami harap daya beli masyarakat tetap terjaga dan inflasi pangan dapat dikendalikan, harga beras di lapangan dapat ditekan dan masyarakat terbantu,” ujar Ahmad.

Ahmad menegaskan karena krusialnya program ini, penyaluran beras SPHP dilakukan dengan pengawasan ketat untuk menjamin akuntabilitas.

Dia mengatakan pengecer wajib mendaftar melalui aplikasi Klik SPHP dengan melampirkan KTP, Surat Izin Usaha, dan dokumen pendukung lainnya.

Setelah diverifikasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) kabupaten/kota, pengecer yang dinyatakan lolos dapat mengakses pasokan maksimal dua ton beras SPHP.